Langsung ke konten utama

REVIEW : The Lodge (2020)

The Lodge memang bukan film horor biasa dengan pendekatan film yang lebih ke psikologis manusia ketimbang unsur supernaturalnya.Namun sayang sekali film ini kurang berhasil  menjadi sebuah film horor yang enjoyable dengan premisnya yang kompleks tadi


Plot yang dibawa mungkin bisa saya bilang mirip mirip dengan Midsommar (meski film ini keluar duluan).Sama-sama membawa sekte atau kultur dan psikologis atau trauma seseorang yang dapat membuat manusia melakukan hal hal yang diluar akal sehat.Jangan berharap mendapat film horor yang isinya setan atau iblis karena film dengan hanya 3-4 karakter ini membawa pengalaman menyeramkan saat kita terjebak di sebuah entah berantah.Perlu diakui film ini memang menyeramkan apalagi 30 menit terakhir film itu benar benar membuat saya ketakutan dan berhasil memacu jantung saya tapi masalahnya 1 jam sebelumnya film ini bisa dibilang hambar tanpa tujuan yang jelas.Banyak adegan "mimpi" yang cukup menakutkan tapi ya lagi lagi itu hanya segelintir eksposisi yang membuat saya bosan sebetulnya.Plot twist yang ada juga bagi saya gagal karena memang mudah ditebak dan kalau kalian jeli juga seharusnya sih sadar dengan konflik yang terjadi.Paruh awal film ini masih saya maklumi tapi pertengahan filmnya kurang bisa dinikmati karena terlalu sepi dan polos meski terbayarkan di endingnya yang benar benar mantap

Soal karakter juga sedikit mix,akting Riley Keough memang patut diapreasi begitu juga dengan dua aktor cilik di film ini yang memang patut ditampol (buat yang udah nonton pasti paham wkwk).Character Development karakter Aidan dan Mia memang menjadi yang paling menonjol sebagai "protagonis" utama tapi sayang sekali karakter Grace yang menurut saya krusial malah kurang dan hanya mendapat background story dari lembaran koran.Mengapa karakter Grace harusnya penting? Karena doi yang "berubah",kalau kita tidak tahu apa yang melatarbelakangi (trauma dan psikologisnya) gimana kita bisa peduli dengan karakter ini kan?? Meski begitu sekali lagi harus saya tekankan kalau akting di film ini baik hanya masalah di beberapa karakternya yang kurang dipoles.Narasinya juga bagus untuk film sekelasnya,narasinya berhasil membawa konflik film ini menjadi lebih ngena dan juga bisa dibilang pintar dalam memberikan sajian menakutkan.Narasinya menurut saya malah sedikit "ngespoil" plot twist yang bakal terjadi yang mungkin tidak disengaja (?)looping ini


Untuk soal teknis saya cukup puas dengan sajian visualnya yang cool dan gelap sesuai dengan set designnya yang berada di pondok tepi danau.Film ini banyak menggunakan sinematografi yang mirip seperti film The Lighthouse,kamera ditaruh di ruang ruang yang sempit dan pergerakan kamera yang statis makin menambah aura menakutkan film ini.Close up yang dibawa dengan tilt angle ke muka aktor atau aktris saat berbicara membuat scene tersebut menjadi mencurigakan serta seram dan saya pribadi suka dengan bagaimana film ini melakukan dialog antar karakter.Tracking shot di ending serta wide shotnya juga menjadi nilai plus untuk sinematografi film ini.Soal scoring sih biasa saja kayaknya,saya kurang notice dengan kehadiran scoring film ini karena rata rata memang scene berjalan tanpa iringan lagu sehingga kita bisa ikut merasakan kesunyian terjebak di pondok entah berantah tersebut

Overall film ini tidak sesuai dengan ekspektasi yang saya harapkan,saya pikir bakal sebagus The Shining atau Midsommar tapi sayang sekali eksekusinya yang terlalu bertele-tele dan plotnya yang mungkin kurang solid membuar film ini sedikit membosankan meski berbagai momen menegangkan dan menakutkan yang ada berhasil membuat saya sadar kembali

SCORE : 70

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.