Memang perlu keberanian dan kesabaran untuk menikmati film satu ini.Bucin membawa ekspektasi yang cukup tinggi karena ini debut pertama salah satu Youtuber favorit saya sebagai sutradara namun sayangnya film ini malah seperti ajang promosi para cast dan sutradaranya yang terlalu asik sampe lupa sedang membuat "film".
Plot film ini memang sudah saya antisipasi sejak awal rilisnya karena scriptnya yang memang ditulis oleh Jovial langsung.Saya bukannya meremehkan tapi film sebelumnya yang ditulis oleh Jovial juga hanya sebatas konten Youtube saja dan plot film ini emang cocoknya buat jadi konten Youtube aja dengan durasi 20 menit paling lama.Plotnya yang amburadul dan hanya bisa mengambil refrensi dari film lainnya (ekhmm SAW,Targetnya Radit) pasti bakal membuat kalian jengkel sendiri karena tidak originalnya cerita film ini.Menyandang genre romance-drama saja rasanya tidak pantas karena dua elemen tadi benar benar tidak terasa sepanjang film.Hanya genre comedy saja yang pas untuk film ini, mengingat film ini hanya sebuah komedi ehhh maksudnya komedi di film ini tuh buat saya masih masuk meski ada beberapa komedi cringe namun setidaknya ada satu alasan mengapa saya mau menonton filmnya.Film langsung di mulai dengan konflik"perbucinan" yang membuat durasi film ini selanjutnya hanya diisi dengan rangkaian peristiwa tak bermakna.Entah scriptnya yang salah atau penyutradaraan Chandra yang absurd bisa membuat film ini menjadi sebuah
Karakter film ini dua kali lipat lebih parah,ibarat sudah jatuh lalu tertimpa tangga.Pertama tama kita bahas akting yang memang biasa banget,saya pribadi lebih prefer akting Andovi dan Chandra Liow yang setidaknya bisa mengisi karakter mereka yang komedik namun sisanya itu astaga,yaa kalian bisa bayangin sendiri lah ya film yang isinya youtuber semua lalu disuruh adu akting di film hehe.Untungnya ada kehadiran Gading yang membuat pertengahan film ini lebih bermakna dan penuh gelak tawa (meski hanya sekedar cameo).Lupakan arti Character Development di film ini karena semua karakter di film ini termasuk karakter utamanya benar benar polos dan hambar sekali,tidak ada konflik atau motivasi yang mendasari para karakternya.Narasi film ini juga sama buruknya,Chandra atau Jovi banyak memberikan refrensi refrensi pop culture seperti La La Land dan MCU (saya tahu Chandra adalah fans berat dua hal tadi tapi berlebihan kalau dimasukin ke film).Narasinya juga tidak membantu filmnya yang berusaha "plot twist" namun akhirnya terjun bebas
Yakk jualan utama (dan mungkin satu-satunya) film ini adalah aspek teknisnya.Chandra memang terkenal lewat stylenya di Youtube dan memang patut diakui sinematografi film ini cantik dan cukup bagus.Seperti biasa color pallete yang vibrant dengan warna neon biru-merah sering digunakan Chandra untuk membuat visual film ini kece.Meski begitu kayaknya film ini bakal lebih asik lagi kalau pendekatannya kayak visual Edgar Wright di film Scott Pilgrims (mengingat penggunaan fast cut dan editingnya yang mengingatkan saya sama film doi) tapi ya kayak gini juga patut diacungi jempol sih apalagi ketika ada satu scene flashback yang berhasil dibawakan dengan stylish namun tetap efekftif.Sinematografi extreme shot serta penggunaan warna yang berani membuat visualnya eye catching.Soundtrack film ini juga cukup baik kok,beberapa adegan komedi berhasil diiringi dengan asik oleh scorenya atau sekedar musik pop namun yah lagi lagi adegan romansanya yang memang sudah gagal tidak bisa tertolong sama soundtrack yang disediakan film ini.
Overall film Bucin ini merupakan film yang paling mengecewakan selama tahun 2020,lebih mengecewakan dari The Old Guard dan Project Power.Apakah ini yang terjelek? Saya belum bisa membuat statement tersebut tapi yang pasti film ini buruk baik itu dari segi cerita,karakter,dan narasinya.Untung aja durasinya yang sebentar masih bisa saya taklukan dengan beberapa komedi yang membuat saya tetap sabar sama film ini.Maaf bang Chandra tapi kayaknya perlu ditingkatkan lagi dan cari script yang memang cocok buat passionnya
SCORE : 45
Komentar
Posting Komentar