The Devill All The Time adalah proyek ambisius lainnya dari Netflix yang dirilis pada tahun ini dengan kekuatan ensemble castnya yang luar biasa.Sayangnya premis dan cast yang menarik perhatian tidaklah cukup untuk membuat saya takjub dan menyukai film satu ini
Plot film ini bisa dibilang padat dan multi-layer,film ini langsung mengingatkan saya dengan film Magnolia garapan PTA yang telah saya ulas sebelumnya.Sayangnya film ini terlihat susah payah dan 'try hard' untuk menggabungkan semua subplot dan ceritanya menjadi satu keutuhan plot yang bisa dinikmati namun juga tidak berantakan dengan tetap satu tema.Hal ini terlihat dari penggunaan narator di film yang harus menjelaskan tiap-tiap rinci ceritanya,berbeda dengan Magnolia yang membeberkan ceritanya secara mulus dan konsisten.Mungkin masalahnya ada di durasinya atau memang scriptnya yang kurang rapih,tapi yang pasti plot film ini biasa saja.Dilihat diatas kertas sih emang premisnya menarik dan salah satu film Netflix paling ambisius untuk tahun ini tapi eksekusinya berantakan.Kolerasi antar cerita lintas generasi yang dibawakan kurang masuk dan terkesan dipaksakan apalagi saat masuk Third Act ketika film ini berusaha menggabungkan semuanya.Endingnya juga kurang asik yang pada akhirnya membuat saya melupakan film ini.
Untungnya karakter film ini mantap,ensemble cast yang dibawakan di film ini bukan hanya sekedar jadi media promosi saja supaya film ini laris tapi akting dan character development dari masing-masing karakter yang ada di film ini patut diacungi jempol.Karakter Arvin,Willard,dan Preacher ini emang paling joss dan berhasil membuat saya tetap menonton film ini.Melihat perkembangan karakter Arvin yang dari kecil mendapat perlakuan kasar dan ajaran yang salah dari orang tuanya membuat kehidupan dewasanya menjadi orang yang keras.Banyak banget sih karakter di film ini sehingga kendala yang terasa paling hanya lupa nama karakternya mengingat timeline film ini yang lompat-lompat.Yah setidaknya karakter film ini terbantu berkat naratornya yang terus mengingatkan motivasi dan background story masing-masing karakter.Narasi film ini juga keren,saya suka dengan dialog (aksennya itu loh wkwkwk) dan bagaimana para karakter di film ini saling berinteraksi.Film ini juga membawa kritik sosial dan pesan yang cukup erat dimana Agama ini seperti jadi alat untuk mencapai kekuasaan (Preacher) atau penegak hukum yang terlalu memikirkan egonya (Lee)
Visualnya juga mantap,hal yang pertama terasa adalah visualnya yang punya efek noise static kayak film lampau.Saya lupa apa namanya tapi yang udah nonton pasti ngerti maksud saya wkkwkwk,visualnya kerasa beda dengan film jaman sekarang dengan kamera dan aspek teknis yang sama.Hal yang disengaja memang mengingat waktu film ini mengambil tempat dan saya suka sih detail kecil kayak gitu.Sinematografinya juga keren,berbagai extreme shot maupun long extreme shot dengan tracking shot yang apik berhasil membuat visualnya gak bisa dianggep remeh pokoknya.Set Designya juga pas banget ama country perkampungan dengan lightningnya yang natural saat adegan outdoor.Soundtracknya cukup oke,score film ini emang dibikin mirip kayak film horror gitu dengan suara biola nyelekit di telinga,tapi ada juga score emosional yang cukup membangun suasana di tiap adegan film ini dengan efektif.Film ini juga beberapa kali suka menggunakan sound effect sebagai unsur 'jumpscare' gitu (biar yang nonton tetep melek kayaknya wkwkwk)
Overall film The Devill All The Time memang punya premis menarik namun sayangnya film ini terlalu ambisius dan percaya diri dengan materi yang dibawa sehingga jatuh sebelum mulai karena gagal mengeksekusinya agar bisa menarik dan to the point tanpa perlu bertele-tele ngalur ngidul.Yahh setidaknya film ini tertolong oleh ensemble cast yang mantap lewat para karakter yang keren dan visual indah.
SCORE : 70
Komentar
Posting Komentar