Langsung ke konten utama

REVIEW : Peninsula (2020)

Salah satu film paling mengecewakan di tahun 2020, Peninsula ini terbilang gagal total dalam melanjutkan kesuksesan maupun esensi dari film Train to Busan yang apik. Ekspektasi yang tinggi untuk film ini langsung dipatahkan dengan segudang kesalahan, baik itu dalam cerita maupun aspek teknis.

Dari premisnya saja Peninsula ini sudah mengambil jalan yang sangat berbeda dengan film sebelumnya, tidak salah sih sebetulnya namun sayangnya premis yang dibawa ini mediocre sekali dan sangat bertolak belakang dengan unik dan segarnya film pertama. Premisnya sih lebih ke campuran zombie + mad max post-apocalyptic yang tidak masuk akal. Dari awal saja saya sudah mengerutkan dahi ketika sekumpulan orang tidak saling kenal ingin mengambil uang di daerah zombie, memangnya uang masih berpengaruh di daerah penuh zombie?? Secara plot memang film ini cukup buruk, isinya memang hanya sajian aksi demi aksi serta drama maksa yang cringe. Plotnya ini sebetulnya tidak pantas disebut "plot", hanya sajian sequence demi sequence yang tidak berkisinambungan layaknya film action kosong. Drama yang dibawa di film sebelumnya juga rasanya dibuang dan diganti dengan drama murahan di film ini, entah kena santet apa sutradara sama penulis naskah saat membuat film ini. Hal yang saya suka mungkin hanya di sajian aksinya yang masih menarik dan beberapa komedi nyeleneh yang disisipkan juga cukup oke, sisanya dibawah standar (saya) semua sih. 


Karakter yang dibawa juga sama hancurnya dengan plot yang dibawa. Yaaa setidaknya karakter di film ini masih oke lah, meski jauh dari kata bagus tapi setidaknya ini masih bisa dinikmati. Karakter protagonis dan antagonisnya itu masih masuk akal, meskipun terkadang motivasinya sedikit kacau tapi setidaknya saya masih bisa memahami para karakternya. Akting para pemainnya juga oke sih, terutama untuk Kim Min-Jae dan Lee Ree yang cukup mencuri perhatian sepanjang film. Kalau soal karakter pendukung sih biasa saja, tidak ada yang memorable. Kekurangan yang paling terasa sih di character developmentnya, meski film ini memiliki background story untuk para karakter utamanya tapi sayangnya itu minim sekali. Narasi film ini yah sama hancurnya dengan plot film ini, plot twist yang ingin dibawa saja juga maksa sekali dan entah muncul dari mana. Masalah lainnya tuh dialog eksposisi yang dibawa juga berantakan. Untuk urusan plot dan karakter atau narasinya mungkin sudah saya wanti wanti atau was was gitusudah mengingat rating diluar sana yang cukup keras terhadap film ini, namun saya masih memiliki harapan untuk bagian visual film ini.


Visual film ini (bagi saya) mungkin jadi aspek yang paling mengecewakan karena dibawah ekspektasi saya. Sayangnya film ini banyak sekali menggunakan CGI, mengingat lokasi film ini yang lebih luas dan beragam ketimbang film sebelumnya  alhasil film ini menggunakan CGI yang banyak. Sayangnya CGI atau visual efek yang diberikan ini masih jauh dari kata mulus maupun enak dipandang di mata, apalagi ketika film ini menggunakan adegan aksi kejar-kejaran mobil menggunakan visual efek yang aduh menyakitkan mata. Color pallete gelap yang membutakan mata di film ini seperti ctrl + z untuk visual efeknya yang buruk. Sinematografinya juga biasa saja, sebetulnya ada beberapa shot yang cukup bagus seperti extreme shot atau tracking shot yang asik tapi terlalu banyak CGI yang malah menghilangkan keindahan atau esensi shotnya. Soundtracknya sih oke lah lumayan, saya suka dengan beberapa score menegangkan atau horror yang dibawa. Beberapa score untuk scene drama yang emosionalnya cukup oke sih meski pada akhirnya tetap aja jadi cringe.
  
Overall Peninsula adalah film yang pasti sudah terkena kutukan sekuel, kesalahan besar ketika film ini berusaha mengikuti jejak industri Hollywood dengan membuat sebuah film blockbuster penuh aksi yang tidak memiliki otak layaknya zombie. Plot berantakan dengan karakter seadanya serta visual yang susah dipandang membuat film ini hanya bisa dinikmati di kala kalian gabut. 

SCORE : 50

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.