Film ini adalah sebuah film penuh makna dan kritik yang dibungkus dengan drama sejarah Bangsa Indonesia yang kelam pada zaman Orde Baru.Film ini adalah menjadi film penting yang menunjukkan perjuangan masyarakat terutama musisi menyuarakan suara demokrasi di rezim Orde Baru
Saya tidak masang ekspektasi yang tinggi untuk film ini,apalagi film indie ini punya premis yang berat bagi saya yaitu tentang puisi dan sastra tapi astaga film ini melewati segala ekspektasi saya.Sesuai dengan judulnya,Istirahatlah Kata Kata ini berdasarkan kisah nyata seorang sastrawan dan aktivist HAM Widji Thukul yang menjadi buronan akibat menyuarakan suara rakyat.Saya pribadi tidak tahu soal Widji Thukul dan karya karyanya dan menurut saya itu malah menambah "rasa" di ceritanya karena film ini menggambarkan Widji dengan sangat lugas dan baik,karya beliau,konflik yang terjadi,hingga kondisi keluarganya juga digambarkan dengan pas.
Saya suka bagaimana film ini bukan hanya sekedar film drama tapi juga bisa diselingi dengan komedi nan menghibur dan momen momen menegangkan juga.Setiap ada tentara bertemu dengan Widji entah itu papasan atau sekedar berbincang itu layaknya senjata ditodong ke kepala.Meski ada masalah di pacing film yang kurang konsisten dan pertengahan film yang sedikit dragging tapi setidaknya film ini masih solid.Bisa buat tertawa,sedih,kecewa,hingga takut.Film dibuka dengan sangat baik lalu ditutup dengan mantap dan tragis,penonton serasa mendapat tamparan keras dari ending film ini.
Karakter film ini cukup baik dengan karakter yang sedikit,film lebih fokus pada karakter Widji dan perjalanannya.Widji punya character development yang mantap meski punya chemistry yang cukup lemah dengan sang istri.Ketika film dibuka Widji masih menjadi buronan yang takut dan was was,tidur saja susah namun lama kelamaan dia mulai berani untuk keluar dan menghadapi takdirnya meski harus menyakiti dan meninggalkan keluarganya sendiri.Karakter Sipon sang istri mungkin kurang diexplore lebih dalam tapi saya mengerti karena untuk persiapan ending film ini.Karakter pendukung lainnya hanya sekedar tuan rumah yang ramah dan menghibur,Thomas dan Martin ini berhasil memberikan aspek komedi di film ini sehingga penonton tidak terlalu bosan.
Akting untuk film ini juga jempolan meski sayang sekali tidak ada satupun yang mendapat nominasi di ajang penghargaan.Narasi film ini pasti tak lepas dari puisi nan indah yang menjadi jiwa film ini.Bukan hanya menggambarkan kehidupan zaman Orde Baru dengan kritik berlandaskan seni namun juga konflik batin Widji sendiri,terutama di adegan terakhir film..Buat kalian yang ingin mendalami sastra nih film cocok banget
Sinematografi film ini juga jempolan,film ini sering menggunakan extreme shot maupun wide shot yang menggambarkan dengan indah Kota Pontianak.Film ini juga menggunakan tracking shot dan long take untuk beberapa scenenya untuk menambahkan kesan realistis karena digunakan dalam adegan berbincang atau berdialog tanpa adanya cut.Hal seperti itulah yang membuat sinematografi film ini tidak bisa dianggap remeh.Color palletenya sedikit buram gelap yang menambah feel tahun 90an.Set design di ruko,pangkas rambut,hingga persawahan menunjukkan kalau film ini memang tampil sederhana dan dari hati.Sound effectnya apik dan malah lebih bagus ketimbang sound effect film dengan budget besar. karena film ini fokus pada suasana dan bunyi sekitar ketimbang lagu.Meskipun lagu di ending yang dinyanyikan anak Widji sendiri itu benar benar nampol dan menambah kesan tragis ending filmnya.Original Score memang sedikit tapi kemunculannya efekftif seperti saat adegan menegangkan maupun konflik drama muncul lewat siulan atau tabuhan drum.
Overall film ini mungkin bukan yang terbaik tapi yang pasti film ini penting.Istirahatlah Kata Kata masuk Top 5 Film Indonesia Terbaik menurut saya karena sajian cerita yang puitis namun kritis dengan sentuhan komedi yang pas hingga visual indah dan karakternya yang matang.Saya ingin kasih skor 85 (skor hati nih) unutk film ini tapi masih ada kekurangan di beberapa aspek jadi ya....
SCORE : 80++
Komentar
Posting Komentar