Langsung ke konten utama

REVIEW : The Old Guard (2020)

The Old Guard adalah sebuah film yang berusaha menawarkan sesuatu yang baru lewat konsepnya karena memang film ini punya premis serta potensi yang cukup menarik,namun sayangnya menggunakan cara atau eksekusi yang sama dengan film sejenisnya


Film ini punya premis yang menurut saya cukup menarik,The Old Guard punya lore yang sebetulnya bisa diexplore lebih jauh dan saya menantikan hal tersebut namun sayangnya film ini memang sudah punya tekad yang kuat untuk membuat sekuel sehingga hal tersebut kayaknya disiapkan untuk film selanjutnya.Apakah hal itu adalah kekurangan? Gak juga tapi lebih ke potensi yang terbuang sia sia.Plotnya juga biasa saja layaknya film aksi kebanyakan dan sudah tergolong klise dengan alur yang sama dan antagonis yang sama meski ada beberapa twist yang cukup membuat plot film ini tidak terlalu buruk.Opening film ini bisa dibilang bagian terbaik film ini karena backstory yang "kaya" tentang The Old Guard ini dibahas meski dalam porsi sedikit,selanjutnya yah bisa dibilang biasa banget apalagi endingnya yang terlalu dipaksakan karena konflik yang terjadi juga lemah banget.Film ini serasa terlalu terburu-buru buat sekuel.Ada beberapa pacing dalam film yang seharusnya bisa lebih baik.

Karakter film ini juga bisa dibilang minim sekali,Charlize Theron patut diakui emang badass sekali di film ini meski saya lebih milih performa doi di Atomic Blonde tapi di film ini Charlize akting dengan totalitas terutama dalam stunt yang dia lakukan.Masalah pertama di sisi karakternya adalah chemistry 4 tentara ini yang kalau emang udah bersama sama selama ratusan tahun kok serasa lembek yah.Kecuali karakter Nicky dan Joe yang menambah "warna" di film ini serta memberikan unsur komedi di beberapa moment yang cukup jenaka.Narasi film ini bisa dibilang cukup baik apalagi dalam mengangkat backstory yang bisa dibilang kompleks.Meski dari graphic novel tapi film ini berhasil tidak terlalu comic book dengan tetap membuat para karakter "manusiawi" lewat konflik batin serta bagaimana perjalanan mereka memmbuat sudut pandang mereka dalam melihat dunia juga ikut berubah


Bahas soal teknis visual film ini tergolong biasa sekali dengan sinematografi seadanya aja.Ada sih beberapa visual cantik seperti wide shot serta tracking shot dalam adegan aksinya tapi ya itu cuma sekilas aja.Action scene film ini mirip mirip John Wick dengan unsur gun fu dengan extra tambahan unsur gore yang cukup membuat perut mual buat mereka yang gak suka darah.Saya menemukan beberapa masalah editing yang kurang seamless saat adegan aksi terutama saat adegan akhir akhir di film.Masalah lainnya juga ada pada soundtracknya yang berhasil bikin saya kesel.Bisa bisanya film ini make lagu lagu pop yang lebih cocok untuk film drama romance untuk beberapa adegan actionnya.Awalnya sih saya biasa aja dengan treatment seperti ini tapi kok lama lama ngeselin juga yah,soundtracknya bener bener gak cocok ,pemilihan lagunya kacau banget dan gak nyambung.Original Scorenya sih masih mending lah karena untungnya gak semua action scene menggunakan lagu lagu pop 

Overall sih saya ngelihat film ini memang hanya sebagai hiburan semata layaknya film mediocre pada umumnya tapi ternyata film ini punya potensi juga terlebih soal lore-nya yang bakal asik sekali kalau ditelusuri di zaman perang.Film ini mungkin cocok untuk kalian yang sedang bosan di rumah karena gakusah dibawa serius.Pengen kasih nilai 7 tapi keburu kesel sama lagu lagunya yang zzzzzzzz

SCORE : 65

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.