Langsung ke konten utama

REVIEW : Pretty Boys (2019)

Film ini merupakan debut pertama Tompi sebagai seorang sutradara dan secara mengejutkan punya kualitas yang bagus mulai dari plotnya yang bukan "pasaran" hingga visualnya yang terbilang impresif untuk debut pertama dalam membuat sebuah film


Plot film ini simple loh,bahasa gaulnya sih gak neko-neko.Langsung to the point dan dengan durasinya yang terbilang pas,Tompi berhasil membuat sebuah film yang terbilang cukup solid.Paruh awal-akhir berhasil menjadi sebuah satu kesatuan dengan konflik yang jelas.Kombinasi drama-komedi yang dibawa juga efektif dan tidak berlebihan.Film ini berhasil menjadi sebuah sajian komedik yang membuat tertawa namun di satu sisi juga menjadi tamparan keras untuk industri pertelevisian dengan kritik yang dibawa.Saya suka film yang berani seperti ini,alih alih hanya sekedar komedi receh dengan mengandalkan humornya Vincent dan Desta tapi Tompi berhasil membuat film yang anti-mainstream dengan menambah unsur drama di film.Keluhan saya sih cuma di tambahan unsur romansa yang terlalu dipaksakan karena konflik cinta segitiganya hanya "pemanis" belaka yang menurut saya kurang berhasil dieksekusi.Ada beberapa masalah juga di pacing dan ending atau klimaks yang menurut saya kurang greget tapi secara keseluruhan film ini benar benar menghibur dan penuh makna

Karakter yang dibawa film ini juga gak terlalu susah untuk diingat,dua karakter utama Anugrah dan Rahmat yang diperankan oleh Vincent dan Desta memang jadi jiwa untuk film ini.Chemistry mereka berdua yang memang sudah mantap dengan humor humor jenakanya berhasil membuat saya terhibur sepanjang durasi film.Dua karakter tersebut juga mendapat character development yang pantas sehingga tidak mengecewakan.Saya juga suka dengan konflik batin yang dialami karakter Anugrah,membuat karakternya menjadi lebih manusiawi dan solid.Meski ya memang akting para pemain di film ini kayaknya pas pasan semua terutama Vincent yang kayaknya kurang mantap dalam mendalami karakternya ,Anugrah yang kompleks.Narasi film ini banyak menggunakan kilasan flashback yang cukup efektif dalam membangun cerita yang ada ,dialog dialog humoris dan callback ke beberapa moment di masa lalu juga berhasil membantu jalan ceritanya


Untuk urusan visual film ini keren sih,keliatan banget trademark sinematografi di film ini ada pada seringnya penggunaan spotlight atau lighting yang kentara ke orang atau karakternya seperti film La La Land dan juga suka menggunakan slow motion untuk mendramatisasi beberapa adegan namun tidak lebay dalam penggunaannya.Film ini punya visual yang cantik dan colorfull baik itu dari set design sampai ke kostum kostum "nyelenehnya".Saya cukup puas dengan sinematografi film ini yang berani menggunakan pencahayaan yang cukup signifkan dengan berbagai wide shot serta sedikit long take.Untuk debut film pertama sih visual film ini sangat impresif..Soundtrack film ini biasa aja sih,lagu yang dipakai lagu lagu pop dari para artis tanah air yang liriknya kalau didengar secara seksama cocok dengan situasi adegan atau film ini.Original scorenya lumayan membangun nuansa komedi humor 

Overall film ini merupakan sebuah film yang bagus apalagi mengingat ini adalah debut pertama Tompi yang setau saya tidak punya latar belakang dalam dunia film.Film ini berhasil menjadi tontonan yang bakal membuat tertawa namun juga dibuat merasa sedih dengan dramanya.Dengan plot yang bukan kentang serta visual nan indah,saya jadi menyesal tidak menonton film ini terlebih dahulu di bioskop

SCORE : 80

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.