Langsung ke konten utama

REVIEW : Greyhound (2020)

Greyhound adalah sebuah film perang berdasarkan peristiwa nyata yang sayangnya tidak memberikan perasaan yang sama layaknya peristiwa tersebut selain non-stop action yang membuat adrenalin penonton ikut terpompa dan menjadi alasan utama kenapa film ini menarik untuk ditonton.


Plot film ini cukup simple,layaknya film perang pada umumnya cerita yang dibawa tidak memberikan premis yang kompleks maupun treatment sulit yang dapat membuat para penonton terkesima.Untungnya premis film ini bagi saya terbilang menarik dan baru untuk genre film perang.Durasinya yang sebentar ternyata digunakan untuk memberikan berbagai adegan aksi kapal perang namun bukan hanya sekedar perang tapi juga berhasil memberikan rasa menegangkan ketika permainan kucing dan tikus  mulai. Filmnya yang fast paced tadi mungkin cocok buat kaum awam (termasuk saya awalnya) namun tidak bisa dipungkiri juga kalau filmnya menjadi cukup hambar.Tidak ada rasa emosional yang muncul ketika kru kapal mati (kecuali Claveland) ataupun pengorbanan yang dilakukan oleh karakter Tom Hanks di film ini.Sebagai film perang yang harusnya memberikan kengerian dan rasa empati kepada mereka yang telah berjuang namun gugur itu lemah banget selain adegan terakhir di film yang cukup mengangkat aspek drama di film ini.

Karakter di film ini membuat saya mixed feeling.Akting Tom Hanks memang selalu ada tempat di hati saya (azekk) dan memang karakternya dia yang menjadi fokus utama film ini cukup mencuri perhatian dengan ketekunan dan cerdik yang dia miliki sebagai seorang kapten.Sayangnya character development untuk tiap karakter ini kurang banget apalagi karakter Krause yang seharusnya punya leadership kuat tidak punya lore yang cukup untuk mendukung karakternya begitu juga karakter lainnya.Entah kenapa film ini memang diperuntukkan untuk karakter Krause yang diperankan Tom Hanksnya aja udah,sisanya anggap aja dibuang.Serius deh setelah selesai menonton saya tidak bisa mengingat karakter lain maupun role mereka di film ini.Narasi film ini juga cukup bermasalah terlebih banyaknya eksposisi yang terjadi di film ini.Mungkin karena durasinya yang minim membuat film ini terpaksa menggunakan eksposisi di berbagai adegan,voice over aja tidak digunakan jadi hanya cuma sekedar tulisan di layar wkwkwk.


Visual film ini untungnya tergolong bagus meski di beberapa adegan ada penggunaan CGI yang kurang mulus tapi film ini lebih baik ketimbang Midway dengan budget hanya setengahnya.Sinematografinya juga tergolong cukup baik dengan penggunaan aerial shot,long extreme shot,dan beberapa mounted shot layaknya trademark Hoyte van Hoytema di kapal maupun pesawat.Sedikit catatan mungkin ada di masalah formatnya mungkin karena entah kenapa saat menonton di TV itu terkadang objek kapal atau apapun itu menjadi susah untuk dikenali apalagi saat sedang adegan aksi berlangung.Penonton jadi tidak memahami situasi yang sedang terjadi (Mungkin karena TV 40 inch saya kecil).Soundtrack film ini jadi nilai plus pastinya,cocok banget untuk film dengan genre yang sama dan scoring film ini diluar ekspektasi saya.Score yang mengerikan dan menegangkan apalagi saat kapal selam diam-diam menyelinap itu membuat adegan aksi menjadi lebih mendebarkan dan seru untuk ditonton

Overall film ini bagi saya hanya sekedar film guilty pleasure yang mendebarkan dan asik untuk ditonton rame rame layaknya film Extraction.Meski saya enjoy saat menonton film ini bukan berarti film ini tidak punya story telling yang terburu-buru,karakter yang lemah,dan narasi dengan eksposisi yang terlalu penuh nan berantakan.Saran saya nikmati saya adegan aksinya dan buang otak kalian hehe

SCORE : 70

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.