Langsung ke konten utama

REVIEW : The Boys Season 1 (2019)

TV-Series ini menjadi angin segar untuk mereka yang bosan dengan template "superhero" yang generic dengan menghadirkan tontonan menarik lewat premisnya yang sudah jelas bukan hanya sekedar superhero komikal,tapi lebih ke pendekatan yang realistis.


Saya sangat suka premis TV-Series ini,meski diangkat dari komik yang terbilang asing tapi Series ini tetap memberikan feel superhero yang mirip mirip seperti tontonan superhero kebanyakan namun tetap setia pada sumbernya.Ibaratnya seperti konflik yang ada di film BvS  : Dawn of Justice namun lebih sadis dan komedik.Melihat dunia dimana Superhero dipuja dan mereka yang hanya orang biasa cuma bisa iya iya saja terhadap kekuatan mereka menjadi daya tarik utama series ini,tragis juga melihat bagaimana Superhero dijadikan alat untuk berbisnis.The Boys ini menjadi simbol perlawanan yang meskipun terdengar klise  tapi  unsur pemerintah seperti militer ikut dimasukkan ke series ini,nilai plus lagi meski kurang diexplore lebih dalam seperti dunia bisnis dan politiknya yang bakal membuat series ini lebih kompleks.Terkadang beberapa episode terkesan biasa saja (mungkin karena tiap episode beda  sutradara sehingga kurang konsisten) tanpa hadirnya nilai jual utamanya tadi.Meskipun begitu The Boys ini tetap memberikan plot yang solid,terutama finalenya yang memberikan plot twist mantap,membuat saya tidak sabar ingin melihat Season 2-nya

Karakter di series ini mungkin jadi kelemahan yang palling terasa.Hanya segelintir karakter yang memorable dan punya character development yang baik,contohnya seperti Homelander,Billy Buthcer (badass nih orang wkwk),dan Hughie.Sisanya?? Mehh generic banget,The Seven ini jiwanya cuma ada di Homelander berkat akting Antony Starr yang mantap.The Deep yang hanya jadi bahan lelucon saja serta Maeve dan Black Noir yang hanya mendapat screentime sedikit menjadi keputusan yang salah bagi saya.Black Noir yang udah keren gitu kurang didevelop lebih dalam,saya berharap Season 2 bisa lebih memberikan character development yang merata kepada tiap Superhero di The Seven.The Boys juga hanya berkutat di Hughie dan Butcher saja,saya suka dengan chemistry mereka berdua tapi MM dan Franchie ini rasanya seperti pembantu ketimbang menjadi Robin-nya Batman (Hughie dan Butcher).Karakter wanita wolverine di film ini juga bagi saya kurang pas dan sedikit menggangu di beberapa episode,tidak ada motivasi yang kuat dan masuk akal.


Visual TV-Series ini kayaknya mixed feeling sih,saya pribadi suka dengan pendekatannya yang sadis dan gelap dengan berbagai adegan gory yang uwauww dan color palletenya yang punya kontras tinggi.Namun akibatnya film ini terkadang terlalu berlebihan dalam beberapa scene seperti filmnya Zack Snyder dimana warna merah dan hitamnya itu terlalu gelap sehingga kurang enak dipandang.Sinematografinya juga lumayan dengan beberapa extreme shot dan aerial shot,saya suka dengan lightning yang ada di series ini dan beberapa practical shot seperti episode pertama dimana Translucent ditabrak atau disaat Maeve menembus mobil dengan berbagai slow motion di film ini cukup memberikan visual yang menarik.CGInya juga cukup halus dan bagus meski terkadang di beberapa bagian ketika menggunakan aerial shot atau extreme shot kelihatan kurang rapih.Soundtracknya cukup aja sih,saya suka dengan lagu lagu pop rock yang dipakai di sini,mengingatkan saya dengan lagu lagu di Guardians of Galaxy tapi scoringnya kurang nendang dan minim sekali.

Overall The Boys ini sebetulnya punya potensi yang sangat besar namun sayangnya gagal mengangkatnya menjadi tontonan yang lebih berbobot dengan konflik yang lebih kompleks.Series ini tetap enjoyable kok lewat berbagai adegan gory,aksi,dan komedinya namun karakter yang kurang matang dan visualnya yang pas-pasan membuat series satu ini kurang membuat saya berdecak kagum seperti kebanyakan orang

SCORE : 80++

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.