Langsung ke konten utama

REVIEW : I'm Thinking of Ending Things (2020)

Film ini mengingatkan saya dengan film Shirley yang sebelumnya telah saya ulas,poetic dan penuh makna tapi kurang asik dalam mengangkat premisnya.Mungkin kalian pikir ini film horror tapi nyatanya film ini lebih ke psychological thriller yang bakal nempel sama kalian sampai credit roll. 
 

Seperti yang saya bilang di awal kalau film ini memang sangat puitis,Kaufman memang terkenal dengan filmnya yang metaforis dan membahas hubungan atau perasaan manusia.Film ini mungkin bakal terasa berat atau bahkan membosankan bagi beberapa orang tapi bagi saya film ini menarik dan menawarkan pengalaman menonton yang cukup memuaskan.Memang filmnya bakal membuat otak kalian terus berpikir dan bertanya-tanya soal apa yang sebenarnya terjadi di film tapi jika kalian fokus atau pernah baca bukunya pasti bakal mengerti kok.Kaufman juga menyediakan porsi thriller yang pas dan cukup creepy untuk membuat kita tetap segar saat menonton film ini.Paruh awal film memang sedikit lambat tapi Second Act dan Third Actnya terbayar dengan baik lewat konflik hingga twist yang cukup mengejutkan.Melihat berbagai "glitch" atau error dalam film yang terus memberi sinyal ke otak kita bahwa ada sesuatu yang salah dengan ending yang bikin geleng-geleng kepala membuat film ini memang unik dan pastinya berkutat soal psikologis manusia.
.
Karakter film ini juga sama misteriusnya dengan ceritanya wkwkwk,tapi yang patut diapresiasi seperti biasa akting Toni Collete dan Jesse Plemons yang tampil totalitas di film ini.Saya suka dengan karakter Jesse Plemons yang memang sebetulnya jadi karakter sentris atau utama di film ini.Mungkin kalian bakal berpikir kalau karakter "wanita" adalah karakter utamanya tapi eh ternyata.... (spoiler).Character developmentnya sih minim tapi chemistry antar pemainnya terlihat realistis dan tidak terlalu dramatis.Aspek yang harus dibahas nih narasinya yang memang berbelit-belit.Banyak banget tema yang dibahas mulai dari bagaimana manusia menghadapi kematian (penuaan) hingga yang paling utama adalah soal kesepian.Tentang bagaimana seorang pria yang hidup dalam penyesalan dan sepanjang hidupnya hanya ingin didekap dan punya keluarga.Tipe film yang memang multi-prepektif,semuanya kembali ke penontonnya.Secara keseluruhan sih narasinya memang puitis dan penuh dialog dengan refrensi yang bakal buat kalian ngantuk,saya juga hanya paham 70% inti film ini hingga akhirnya saya terpaksa harus membaca artikel tentang film ini selama 5-10 menit.


Visual film ini terbilang bagus,saya suka dengan aspek rationya yang membuat film ini terkesan jadul atau mengingatkan saya dengan film-film dari A24.Color palletenya yang adem dan pas dengan set design yang cantik juga turut membuat mata saya jadi adem dikala menonton film.Sinematografinya juga asik,ada tracking shot yang keren di akhir film hingga adegan impresif dalam sekolah maupun sekedar berbincang mobil.Saya juga suka dengan editing filmnya yang sangat membantu film ini sehingga menjadi misterius atau aneh.Visual language film ini memang gak main-main.Soundtrack film ini cukup aja sih,saya pribadi tidak menangkap original score yang menarik dan memorable selain lagu dari Oklahoma!.Meski begitu soundtracknya tetap efektif dalam membangun tiap suasana dan juga terkadang menjadi clue tersendiri dalam mengungkap makna film ini layaknya visual film ini.Ada kok shot atau suara yang bisa mempermudah memahami film ini dan saya sangat mengapresiasi hal tersebut alih alih hanya membungkus film ini dengan eksposisi dan narasi yang panjang.

Overall film I'm Thinking of Ending Things ini mungkin bukan film untuk semua orang,filmnya yang memang slow paced serta multi-layer pasti bakal jadi kendala terbesar karena akan membuat kalian bosan tapi buat kalian yang ingin mendapat viewing experience yang unik lewat film yang creepy dan juga fokus terhadap eksplorasi perasaan manusia,nih film worth to watch

SCORE : 80

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.