Langsung ke konten utama

REVIEW : Magnolia (1999)

Lagi-lagi PTA kembali membawakan sajian film yang menarik lewat Magnolia,sebuah tontonan penuh drama nan melankolis selama 3 jam yang diisi dengan berbagai karakter dan cerita yang secara menakjubkan berhasil dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh
 

Seperti yang saya bilang di awal kalau film ini bisa dibilang hanya serangkaian subplot yang dimana PTA rakit atau tempel satu satu menjadi sebuah plot yang utuh.Bisa dibilang saya takjub dengan bagaimana PTA mengeksekusi semua cerita yang ada di film ini menjadi satu keutuhan yang enjoyable.Tbh saya sempat skeptis dengan durasi dan sinopsisnya tapi ternyata saya salah besar,meski durasinya terbilang lama film ini bukan tergolong film slow paced tapi malah kebalikannya.Ada 5-6 cerita yang disatukan dalam film ini dan durasi 3 jamnya saja menurut saya ini kurang berhasil mengangkat semua plotnya.Meski First dan Second Actnya yang sudah dibawa dengan sangat cepat lewat serangkaian montage atau whip-pans yang saling menghubungkan para karakter dan ceritanya,masih ada beberapa subplot yang belum tuntas seperti cerita Jim dan Stanley.Menuju Third Act ini agak sedikit dragging tapi hanya sebentar saja karena berhasil dibangunkan dengan "katak".Saya suka bagaimana PTA  sangat mengimplementasikan Three Act Structure di film ini dimana First Act sebagai Perkenalan (cuaca mendung cerah) lalu Second Act Konflik (Hujan) dan akhirnya Third Act Penyelesaian atau Rekonsiliasi.
.
Karakter di film ini juga pastinya banyakkk,karakter utamanya saja lebih dari 10 tapi tenang saja,durasinya yang lama tadi untungnya dipakai dengan efektif dalam membuat tiap character development di film ini.Akting Tom Cruise dan Julianne Moore ini yang paling mencuri perhatian beserta karisma John C Reilly yang menjadi favoritnya PTA.Imbas dari kelebihan tadi adalah karakter pendukungnya  yang serasa dilupakan saja dan hampir tak bermakna.Rasanya hanya  menjadi pemain figuran ketimbang peran pendukung seperti karakter Worm (anak kecil penyanyi rap) dan figur ayah Stanley yang terlihat penting di awal awal film namun akhirnya tidak didalami lagi.Narasi film ini lebih baik dari dua film sebelumnya dengan temanya yang relatable dan so far film PTA yang paling bermakna tentang bagaimana kita menghadapi masa lalu lewat penyesalan atau memaafkan.Dialognya yang tertata rapih dan saling berhubungan satu sama lain membuat film ini meski dramatis dan lama tapi tetap enjoyable 


Visual filmnya seperti biasaaa,Robert Elswit dan PTA memang tidak pernah mengecewakan saya so far.Trademark Tracking Shot yang dihadirkan selalu membuat saya berdecak kagum.Tracking shot yang dipakai menggunakan steady cam dengan over the shoulder shot yang membuat kita rasanya seperti ikut berada di belakang atau didepan karakter film ini.Tracking shot dan long takenya di film ini lebih intens ketimbang film sebelumnya.Saya juga suka bagaimana film ini memang mengambil waktu untuk tiap karakternya berinteraksi sembari ceritanya berjalan dengan editing yang minim, lebih ke kamera yang statis dan membiarkan para aktor dan aktrisnya bergerak leluasa atau dengan close up lewat pergerakan kamera yang smooth.Sinematografi dengan extreme shot serta aerial shot makin mempercantik film ini.Soundtracknya juga mantap,kalau Boogie Nights sukses dengan lagu pop klasik 70-80an yang asik nah film ini lebih ke sisi orkestra nan megah,mengangkat sisi puitis film ini dan dengan banyaknya montage di film ini membuat aspek original scorenya harus memorable dan bisa dibilang semua score di film ini dibawa dengan sangat efektif.

Overall film Magnolia ini kembali membuat saya takjub dengan premisnya yang dibawa,PTA kembali sukses menghadirkan film anti-mainstream dengan berbagai cerita yang bukan hanya sekedar suatu "kebetulan" tapi lebih ke sesuatu yang relatable dan kompleks tentang bagaimana masa lalu tidak bisa melewati kita.Durasi 3 jamnya tidak terasa dan cukup enjoyable meski saya pribadi masih memilih Boogie Nights hehehe

SCORE : 85

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.