Langsung ke konten utama

REVIEW : Southbound (2015)

Southbound memang memiliki premis yang menarik sebagai film antalogi horror yang saling berkesinambungan. Namun tidak bisa dipungkiri juga kalau lemahnya plot dan karakter di film ini membuat film satu ini mungkin hanya cocok untuk mereka yang suka body horror.

Seperti yang sudah saya bilang sebelumnya bahwa ini adalah film antalogi sehingga film ini merupakan gabungan dari beberapa cerita atau plot. Menariknya adalah berbeda dengan film antalogi horror seperti V/H/S (ini doang yang saya tahu), Southbound pad akhirnya berhasil merangkai ceritanya untuk bisa saling berkesinambungan. Sehingga meskipun karakter dan plotnya berbeda-beda masih terasa menjadi satu kesatuan. Masalahnya tidak semua plotnya itu menarik atau bahkan cocok untuk digabungkan menjadi satu cerita yang utuh, beberapa skenario terlihat terlalu dipaksakan. Inkonsistensi mungkin kata yang tepat, bagi saya yang paling solid dan cukup menarik itu bagian The Accident dan The Way In and Way Out. Sisanya sih biasa banget dan bisa dibilang buruk. Film ini juga lebih banyak menggunakan body horror ataupun slasher dengan beberapa jumpscare yang punya efek sementara. Untungnya dari beberapa plot yang buruk serta terkesan dipaksakan, endingnya  berhasil merangkai semuanya menjadi sebuah twist di akhir yang menutup film dengan cukup apik.
..

Karakter di film ini mungkin jadi kekurangan yang paling terasa,imbas dari durasinya yang minim hampir membuat semua karakter disini benar benar lemah. Apa adanya aja udah cuma dikenalin nama terus mati terus yaudah terima aja gitu. Mungkin ada beberapa karakter yang digarap dengan baik dan itu juga berhubungan sama dua plot yang saya sukai sebelumnya. Berbeda dengan V/H/S yang memang benar benar berbeda dan tidak saling berhubungan sehingga kita mudah memahaminya tapi di film ini karena semuanya ingin disatukan jadinya yang ada karakter di film ini cuma karakter pedamping atau bahkan sekedar cameo saja gitu. Jadi jangan kaget ketika kalian menonton film ini tiap 20 menit itu ganti cerita,lokasi,dan karakter juga. Narasi film ini sih biasa aja, tidak ada sesuatu yang menarik sih. Sedikit terusik juga sama narator dari siaran radio. Film ini tuh terkadang suka bertindak bodoh sendiri gitu ,sebagai sebuah film horror ini tipe film horror yang bikin ketawa karena para karakternya yang suka berulah sendiri.


Visualnya juga ya biasa saja gitu (emang susah kalau mengulas film yang biasa saja wkwkwk). Karena ini film body slasher horror jadi siap siap dengan adegan berdarah-darah dan gore yang muantap,bahkan pas bagian The Accident itu saya pribadi sampe ikutan jijik dan mual juga sih saking gore-nya. Patut diapresiasi lah practical effect yang dipakai di film ini karena emang beneran niat banget, yang gak niat ada di CGI-nya. CGI-nya sih bukan jelek cuma kurang rapih aja, keliatan di beberapa adegan itu. Ohya saya juga menemukan kekurangan di visualnya ini tapi ini entah versi yang saya tontonnya saja atau emang semuanya gini tapi ada beberapa scene yang terlihat salah lensa,seperti terlalu dikompres sehingga pinggir pinggirnya itu jadi kecil. Mungkin ibaratnya seperti foto atau video dengan eye-fish dimana tengahnya pas tapi pinggirnya itu kecil. Soundtracknya sih lumayan bagus, saya sih suka dengan score retro electricnya yang asik, mengingatkan saya sama film V/H/S. Score untuk adegan horror maupun menegangkannya juga dipakai dengan efektif kok

Overall jika kalian adalah tipe orang yang suka film body horror yang penuh darah dan gore, Southbound mungkin bakal membuat kalian takut dan merasa puas. Tapi bagi saya sih film ini dari pertengahan sudah kehilangan semangatnya lewat plot yang lemah serta karakternya yang ditulis dengan sangat buruk. Kalau suka serial film V/H/S juga belum tentu suka ini.

SCORE : 60

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.