Langsung ke konten utama

REVIEW : His House (2020)

Film horror yang terlewatkan serta cukup underrated pada saat hari Halloween yang lalu, His House ini menjadi sebuah film horror-psychology yang bukan hanya efektif namun juga menjadi debut yang mantap dari Remi Weeks dalam membuat film horror yang unik nan segar. 

Melihat genrenya saja sudah terbaca kalau plot yang akan dibawa memang slow paced, slow paced dalam artian horrornya yah. Film ini adalah tipe film horror yang tidak terlihat terlalu 'supernatural', film ini lebih banyak mengangkat tema trauma yang mendalam. Jadi pengingat saja kalau kalian mencari film horror yang "make sense" berkutat di hal-hal supernatural yaa film ini kemungkinan akan buat kalian bosan. Tapi bagi saya film ini adalah salah satu film horror yang berbobot. "Hantu" yang muncul ini lebih ke ingatan trauma dari masa lalu yang kelam, mulai dari kehilangan anak sampai pembunuhan massal. Saya cukup terkejut dengan twist yang diberikan di akhir film ini, semakin memberikan rasa trauma dan ketakutan yang mendalam. Memang di awal film ini masih terkesan slow paced tapi lama kelamaan misteri dan kengerian film ini kian meningkat. Sebagai sebuah film horror-psychology yang menyerang batin kita, saya berani ngomong kalau film ini berhasil. Bahkan film ini juga membawa isu sosial loh. Ada sih beberapa pace yang masih berantakan tapi secara keseluruhan cerita film yang dibawa ini sudah cukup solid dan mengerikan dalam hal lain.


Bahas soal karakter nih pertama-tama saya harus mengapresiasi salah satu aktor yang jarang saya lihat performanya yaitu Sope Dirisu, aktingnya yang berhasil mengantarkan emosi trauma yang sangat mendalam itu mantap sih. Karakter film ini sebetulnya sedikit sih sehingga kita mudah mengikuti character developmentnya dan untungnya memang film ini punya character development yang cukup baik terutama untuk kedua karakter utamanya. Kendalanya adalah film ini terlalu fokus membangun dua karakter utamanya sehingga ada beberapa karakter yang memegan peranan penting di film ini menjadi terlupakan, karakter antagonis film ini juga kurang menakutkan dan terlupakan, memang sih karakter ini pada akhirnya hanya menjadi sebuah simbol atau representasi saja tapi tidak bisa dipungkiri juga bahwa karakter-karakter ini harusnya bisa bikin film ini lebih mantap. Narasinya juga hit dan miss sih, masalahnya sih eksposisi di film ini yang banyak sekali menggunakan kilas balik dan mimpi. Eksekusi seperti ini jadi terkesan murahan aja sih, kurang pintar aja dalam menyajikan inti ceritanya kalau pada akhirnya hanya beralaskan mimpi dan fiksi.


Visual film ini sayangnya biasa saja sih, ada beberapa penggunaan CGI yang terlihat banget gitu kurang mulus tapi itu sedikit aja sih. Rata-rata film ini menggunakan talent atau orang asli untuk menjadi para "hantu", harus saya apresiasi sih mengingat film film horror sekarang yang terlalu banyak mengandalkan CGI atau kostum mengerikan. Saya juga suka dengan penggunaan pencahayaan di film ini, menempatkan bayangan yang gelap di sudut ruangan atau dibalik dinding membuat kita beberapa saat harus was-was dengan apa yang bakal terjadi. Sinematografinya sih cukup aja untuk mendatangkan nuansa horror yang kuat di film ini, ada beberapa extreme shot dengan tracking shot serta overhead shot. Sedikit catatan sih ada beberapa scene di film ini yang editingnya kurang mulus, transisi dari adegan selanjutnya kayak terlalu dipaksakan gitu. Soundtrack yang dibawa untungnya asik, film ini punya score yang bernuansa tribe atau suku-suku di pedalaman afrika gitu. Cocok sama tema filmnya dan juga beberapa score menyeramkannya juga dipakai dengan efektif
 
Overall film His House ini adalah salah satu film horror terbaru yang seharusnya wajib kalian tonton di saat hari Halloween kemarin. Mengingat tanggal rilisnya yang sama, His House menghadirkan tontonan horror psychology yang bukan hanya menyeramkan namun juga mengangkat isu sosial lewat trauma dan kengerian dunia nyata dengan plot yang apik serta karakternya yang memorable

SCORE : 75

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.