Setelah His House kemarin yang mengejutkan saya karena kehadirannya yang tak terduga, ternyata ada satu lagi film thriller yang kembali mengejutkan saya. Run ini adalah contoh film yang meskipun punya premis pasaran tapi eksekusinya yang pintar berhasil mengangkat film ini menjadi bagus.
Seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa premis yang digunakan di film thriller ini sudah sangat pasaran. Saya pribadi juga sudah mengetahui bagaimana akhir filmnya ini dan ceritanya secara keseluruhan sejak 15 menit awal, awalnya sih saya berpikirkan begitu.... Ternyata Aneesh Chaganty sang sutradara berhasil membuat cerita dan premisnya tadi menjadi "tidak semudah itu ferguso", kejutan demi kejutan terus diberikan film ini untuk menguji pikiran kita diawal, apakah benar film ini akan semudah itu?? Bermain dengan delusi dan pemahaman kita tentang kondisi yang ada, meski harus saya spoiler sedikit bahwa endingnya dan ceritanya tertebak tapi sepanjang perjalannya film ini akan berusaha keras membuat kalian berpikir sebaliknya dengan plot twistnya. Sebagai film thriller ya memang film ini sukses memberikan rasa menegangkan dan mencekam sepanjang durasinya, bahkan bisa disandingkan dengan The Invisible Man yang rilis di awal tahun. Porsi thrillernya diikuti dengan drama terutama drama keluarga yang solid, berhasil membuat kita emosional. Kekurangan film ini sih cuma ada di endingnya yang biasa banget dan durasi yang pendek.
Aspek yang biasanya paling dijauhi dalam proses pembuatan film horror atau thriller ada di karakternya dan sayangnya film ini melakukan hal yang serupa. Padahal karakternya terbilang minim tapi malah tidak diikuti dengan character development yang cukup. mengingat durasi yang pendek juga membuat karakter dan chemistry di film ini menjadi kurang. Namun satu hal yang patut diapresiasi adalah akting para pemain yang sangat totalitas, terutama Sarah Paulson yang benar-benar edannnn. Karakter chloe juga biasa aja, tipikal karakter di film sejenisnya. Kekurangan dan yang banyak diprotes di film ini adalah kurang diexplorenya karakter sang ibu, penyakit mental dan masa lalunya dibiarkan begitu saja.Motivasi para karakter di film ini untungnya kuat dan bertindak dengan pintar juga, untunglah gak ada kelakuan bodoh yang suka nongol di film horror thriller gini. Narasi film ini kurang lebih sama dengan plotnya, film ini memang banyak menggunakan dialog dan eksposisi yang mostly mengandalkan flashback dan tulisan gitu jadi yahh buat yang males baca film ini akan cukup membosankan sih tapi untungnya film ini punya visual language yang kerennn.
Nilai plus lainnya dari film ini adalah sinematografi dan soundtracknya yang mantap. Film ini punya visual yang keren, sebagai film thriller saya tidak mengharapkan visualnya bakal sebagus ini namun nyatanya emang sebagus itu sih. Memang color palletenya gak macem macem lah ya tapi yang harus diapresiasi adalah bagaimana sang sutradara menggunakan sinematografinya sebagai visual language untuk bercerita sendiri. Mulai dari hanya sekedar adegan yang menyeramkan sampai ke adegan yang memberikan clue seperti label obat, mobil yang dibuka terburu-buru, hingga ekspresi itu benar benar digambarkan dengan indah di film ini. Penerapan close up, slow motion, hingga aerial shot dan dolly zoom di film ini cukup efektif loh. Soundtrack film ini juga keren sih, minim variasi seingat saya tapi memang scoring yang menyeramkan serta mendebarkan itu pas banget bikin tiap adegan menjadi mencekam dan juga emosional, saya sendiri susah untuk memalingkan mata ketika score dan visualnya bekerja sama menghadirkan adegan di film ini. Kapan lagi telponan dan main komputer bisa semenegangkan ini.
Overall Run ini menjadi film yang memang sangat pantas disebut thriller dan juga horror. Dengan sajian plot yang menegangkan dan juga emosional lewat drama keluarganya hingga aspek teknis seperti visual apik serta soundtrack gilanya ini menurut saya film ini harusnya mendapat perhatian lebih dan worth to watch sih. Kekurangan di karakter dan beberapa hal lainnya masih bisa dimaafkan
SCORE : 75
Komentar
Posting Komentar