Serial Netflix ini membawa premis yang terbilang unik ketimbang serial Netflix lainnya yang biasanya rom-com atau sci-fi. The Queen's Gambit menyajikan tema catur yang bukan hanya sekedar game catur, namun dibalut juga dengan depresi, kecanduan, dan konsekuensi dari sebuah kata berbunyi "genius".
Series ini sebetulnya terbilang sebagai series coming of age-drama yang dibungkus dengan permainan catur yang kompetitif. Harus saya akui bahwa sebagai series coming of age, series ini terbilang sukses mengeksekusi tema tersebut. Kalau kalian kurang paham dengan catur sih tenang aja karena series ini menawarkan lebih dari hal tersebut. Sepanjang episode kita disuguhkan dengan cerita perjuangan dan perkembangan seorang yatim piatu bernama Beth Harmon. Saya suka dengan aspek drama-nya, tentang anak piatu yang sejak kecil sudah ditinggal ayah-nya dan ketika dewasa karakter Beth menjadi semacam sosok yang ingin mendominasi segalanya, termasuk di catur dan pria. Cerita yang dibawa cukup solid dari awal sampai akhir episode meski memang ada masalah di pacing antar episode itu terlalu jauh jaraknya. Series ada lah diselipin "agenda" tapi masih dalam batas wajar kok, Beth disini tidak digambarkan sebagai seorang wanita serba bisa yang tidak perlu bantuan orang lain. Saya kurang suka sama aspek drama romansa yang ingin dibawa, terkesan maksa banget apalagi untuk Beth dan Harry yang kurang srek
Hal yang patut diapresiasi sih bagian karakter terutama akting dari para pemainnya. Bintang utama di series ini sudah pasti akting briliant dan cuannttikkkk-nya Anya Taylor-Joy (mantan saya). Sebagai sebuah tontonan yang membawa genre coming of age itu sudah wajib hukumnya kalau character development harus bagus dan memang karakter karakter di film ini punya character development yang memuaskan terutama Beth. Banyak set-up dan pay-off yang dilakukan di series ini, melihat karakter Beth yang menjalani hidupnya dengan berbagai kesalahan hingga di akhir episode 7 ketika semua prestasi dan kesuksesannya kembali ke awal mula dia mengenal catur. contoh perkembangan karakter yang bagus. Karakter pendukung lainnya juga bagus, favorit sih Benny dan Mr Scheibel meski sayangnya Scheibel ini kurang diexplore lebih dalam. Mungkin kekurangannya ada di karakternya yang terlalu banyak sehingga terkadang series ini seperti melupakan saja karakter tersebut. Narasi series ini biasa aja sih, tidak ada hal spesial yang ditawarkan. Mungkin kritik yang bisa saya tulis itu beberapa dialog tentang catur dan teorinya bikin pusing aja, terlalu kompleks.
.
Series ini juga punya visual yang bagus, hal yang langsung saya notice adalah aspect ratio yang dipakai di series ini. 1.78 : 1, membuat series ini punya visual yang penuh di layar tanpa terhalangi oleh black bar di sisi atas atau bawah (mirip IMAX untuk serial tv). Terlepas dari hal tersebut film tetap memilki sinematografi yang mantap, mulai dari extreme close up shot hingga berbagai tracking shot yang digunakan di film ini membuat saya takjub dengan visualnya. Hal lainnya yang mendukung visualnya adalah set design dan costume designnya, serius deh ini series punya set design yang menarik dan selalu mencolok, membuat kita tidak bosan di tiap episodenya karena set design terus berganti. Mulai dari US, Mexico, Las Vegas, Paris, hingga Rusia dan dipandu dengan color palletenya yang pas juga membuat visual series ini tergolong sangat bagus. Costume design juga keren, apalagi kostum cowboy-nya Benny yang "Amerika" banget. Bahas soal soundtrack nih serial tv juga gak main-main loh, scorenya bagus dan dipakai dengan sangat efektif, mulai dari adegan menegangkan saat main catur, adegan haru, hingga momen Beth yang having fun asik-asikan juga ada.
Overall Queen's Gambit memang pantas mendapat segala hype yang ada di media sosial terkait series netflix satu ini. Bukan yang terbaik atau masterpiece tapi tetap saja lewat cerita yang disuguhkan, akting keren dengan character development yang luar biasa, serta visual cantik, bakal membuat series ini mudah dan asik untuk dinikmati. Kekurangannya minor doang kok.
SCORE : 85
Komentar
Posting Komentar