Langsung ke konten utama

REVIEW : Pieces of a Woman (2020)

Salah satu film terbaik dari Netflix di tahun 2020, Pieces of a Woman adalah sebuah film yang menghadirkan eksplorasi kondisi perasaan manusia, terutama seorang wanita dalam menghadapi kehilangan dan kematian. Apalagi sajian visualnya yang langsung membuat saya jatuh cinta sama film ini

Film ini punya premis atau tema yang cukup menarik namun di satu sisi juga subjektif sekali. Premisnya tentang keluarga yang menghadapi rasa trauma ketika sang istri kehilangan buah hatinya ketika melahirkan. Setelah saya membaca beberapa review atau ulasan dari orang lain, saya menyadari bahwa tidak semua orang bisa relate atau tertarik dengan premisnya. Ada beberapa yang merasa bahwa film ini tidak masuk akal atau berlebihan, namun saya pribadi sih tertarik dengan premisnya, itulah mengapa saya bilang tema film ini subjektif. Namun satu hal yang bukan subjektif adalah opening film ini, saya berani bilang film ini punya opening atau first act terbaik di tahun 2020. Pacing di first act-nya terbilang sempurna, meski imbasnya lama kelamaan film ini terlihat melambat dan kurang bisa mengimbangi pembuka filmnya sendiri. Ceritanya juga tergolong slow paced tapi saya suka dengan plotnya yang penuh konflik dan drama yang emosional. Film ini memberikan berbagai sudut pandang dalam mengulas temanya. Keluhan saya untuk film ini ada di endingnya saja yang kurang maksimal sih tapi secara keseluruhan plot film ini termasuk sangat kuat dan emosional.


Bahas soal karakter di film ini pertama-tama saya harus mengapresiasi akting dari para pemainnya yang luar biasa, ensamble cast yang mantap. Vanessa Kirby, Shia LaBeouf, dan Ellen Burstyn menjadi primadona di film ini, terutama untuk Vanessa Kirby dan Ellen Burstyn yang berhasil membuat saya tetap semangat dan semakin suka dengan film ini. Character developmentnya cukup baik, akting dan chemistry dari Vanessa Kirby dan Shia LaBeouf menunjukkan sebuah perjalanan karakter yang emosional dan kuat. Karakter Martha yang di satu sisi trauma dan ingin move on dari kejadian pilu tersebut berbanding terbalik dengan sang suami, Sean yang selalu mengidamkan buah hati membuat kedua insan ini sering berdebat. Kekurangannya sih minim, hanya di beberapa karakter pendukungnya saja yang kurang diexplore sehingga perannya menjadi lemah, terutama antagonisnya. Narasinya sih biasa saja, seperti film sebelumnya Ma Rainey's yang telah saya review, film ini juga lebih banyak menggunakan dialog yang padat untuk bercerita. Narasinya juga tidak aneh-ane dan sering sekali lompat-lompat, seperti dibagi chapter demi chapter yang ditandakan dengan pergantian bulan.


Selain plot dan karakternya, visual film ini juga mantap. Saya pribadi tidak mengharapkan sinematografi film ini akan sebagus itu namun ternyata saya salah besarrr. Film ini punya visual yang diatas ekspektasi saya, terutama dalam penggunaan tracking shot dan long take. Untuk film sekelasnya, tidak banyak filmmaker yang mau meluangkan banyak waktu untuk membuat visualnya menjadi sangat memorable dan memiliki makna mendalam. Opening film yang sudah saya kagumi sebelumnya kembali dibuat takjub dengan kehadiran long take dan tracking shot yang mulus. Sinematografinya yang beragam mulai dari extreme shot, close up, hingga beberapa long take dan tracking shot mantap membuat film ini menjadi salah satu film dengan sinematografi terbaik di tahun 2020. Ini adalah tipe film yang meluangkan waktu di tiap scene atau adegannya, supaya para penonton bisa meresapi dan memaknai tiap adegan di film ini. Soundtrack filmnya juga tergolong bagus, scorenya pas banget untuk mengangkat beberapa adegan drama yang emosional. Meski variasi scorenya minim sehingga terkadang diulang-ulang, namun lantunan musiknya tetap efektif kok.
 
Overall Pieces of a Woman ini cukup membuat saya tertegun dan bimbang, jujur saya ingin sekali memberikan nilai 80 berkat plotnya yang solid, akting totalitas dengan karakter yang mantap, serta aspek teknisnya yang luar biasa. Namun mengingat premisnya yang subjektif dan narasi yang kurang di beberapa sisi, saya harus menurunkan nilai. Tapi tetap saja film ini masih sangat worth to watch 

SCORE : 75++

Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW : Another Round (2020)

Film yang sudah cukup menarik perhatian saya beberapa hari terakhir ini, Another Round atau Druk adalah sebuah film yang mengingatkan saya akan Hangover dan Soul. Sebuah film tentang kehidupan yang dibungkus dengan komedi nan lucu, namun makna filmnya tetap serius dan emosional. Film ini membawa premis yang cukup menarik, sebuah film tentang sekelompok guru yang having fun dan mabuk-mabukan. Secara garis besar sih seperti itu, tapi setelah dilihat-lihat lagi ternyata film ini menawarkan tema yang lebih dari sekedar hidup dan alkoholisme, ada juga tema tentang midlife-crisis, fase dimana hidup kita serasa membosankan akibat rutinitas atau pekerjaan yang kita alami. Menariknya memang film ini seperti film Hangover atau film komedi yang biasanya diperankan oleh Will Ferell atau Adam Sandler. Plotnya yang terkesan berat tadi bisa disajikan dengan berbagai humor jenaka lucu dikala para guru ini kehilangan akalnya dalam mengajar akibat mabuk. First dan Second Act film memang dibawa dengan sa...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.