Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

REVIEW : Run (2020)

Setelah His House kemarin yang mengejutkan saya karena kehadirannya yang tak terduga, ternyata ada satu lagi film thriller yang kembali mengejutkan saya. Run ini adalah contoh film yang meskipun punya premis pasaran tapi eksekusinya yang pintar berhasil mengangkat film ini menjadi bagus. Seperti yang saya bilang sebelumnya bahwa premis yang digunakan di film thriller ini sudah sangat pasaran. Saya pribadi juga sudah mengetahui bagaimana akhir filmnya ini dan ceritanya secara keseluruhan sejak 15 menit awal, awalnya sih saya berpikirkan begitu.... Ternyata Aneesh Chaganty sang sutradara berhasil membuat cerita dan premisnya tadi menjadi "tidak semudah itu ferguso", kejutan demi kejutan terus diberikan film ini untuk menguji pikiran kita diawal, apakah benar film ini akan semudah itu?? Bermain dengan delusi dan pemahaman kita tentang kondisi yang ada, meski harus saya spoiler sedikit bahwa endingnya dan ceritanya tertebak tapi sepanjang perjalannya film ini akan berusaha keras ...

REVIEW : Spider-Man Into the Spider-verse (2018)

Film animasi yang rilis dua tahun lalu ini berani saya bilang sebagai film dengan animasi atau visual terbaik sampai saat ini. Namun segala kelebihan dan cantiknya visual maupun aspek teknis yang diberikan film ini masih belum bisa membuat saya memaafkan kekurangan yang dimiliki film ini. Film ini bergenre superhero dan dari namanya sudah terlihat bahwa superhero yang diangkat ini dari karakter komik MCU, Spiderman. Yang menarik adalah film ini bukan hanya sekedar film superhero biasa melainkan seperti penggambaran secara satire dunia superhero. Plotnya yang membawa dunia paralel dan multiverse mungkin bagi beberapa orang ini terkesan "wah" dan membuat film ini spesial tapi bagi saya tidak, biasa saja malah karena memang tidak terlalu dibahas lebih dalam dan hanya sekedar "ada" saja. Kalau boleh jujur ya plot film ini biasa saja sih, ada satu atau dua twist yang cukup oke untuk film sekelasnya tapi secara keseluruhan saya merasa film ini dari segi cerita mediocre si...

REVIEW : His House (2020)

Film horror yang terlewatkan serta cukup underrated pada saat hari Halloween yang lalu, His House ini menjadi sebuah film horror-psychology yang bukan hanya efektif namun juga menjadi debut yang mantap dari Remi Weeks dalam membuat film horror yang unik nan segar.  Melihat genrenya saja sudah terbaca kalau plot yang akan dibawa memang slow paced, slow paced dalam artian horrornya yah. Film ini adalah tipe film horror yang tidak terlihat terlalu 'supernatural', film ini lebih banyak mengangkat tema trauma yang mendalam. Jadi pengingat saja kalau kalian mencari film horror yang "make sense" berkutat di hal-hal supernatural yaa film ini kemungkinan akan buat kalian bosan. Tapi bagi saya film ini adalah salah satu film horror yang berbobot. "Hantu" yang muncul ini lebih ke ingatan trauma dari masa lalu yang kelam, mulai dari kehilangan anak sampai pembunuhan massal. Saya cukup terkejut dengan twist yang diberikan di akhir film ini, semakin memberikan rasa trauma...

REVIEW : Love and Monsters (2020)

Film yang disebut-sebut sebagai film monster versi "Zombieland" ini menurut saya nyatanya masih kalah jauh ketimbang keseruan dan solidnya Zombieland. Meskipun menggunakan eksekusi dan feel yang sama tapi Love and Monsters ini tidak punya substansi yang solid.  Film ini sebetulnya punya premis yang sudah cukup umum dan biasa sih, model-model film post-apocalypting gitu tentang dunia yang sudah hancur akibat kemunculan monster monster. Dilihat dari plot serta eksekusinya saja film ini memang sudah terlihat seperti film Zombieland hanya bedanya film ini punya monster, bukan zombie. Namun nyatanya film ini masih terbilang jauh untuk disebut mirip dengan Zombieland, pertama-tama ada masalah di plotnya yang berjalan terlaluuu cepat dan hanya diisi momen demi momen. Ada beberapa bagian dimana film ini berusaha kerass menjadi film komedi layaknya Zombieland, namun di satu sisi juga film ini ingin menyeramkan dengan kehadiran para monster yang memang untuk bagian ini cukup berhasil. ...

REVIEW : On The Rocks (2020)

Sudah lama saya tidak menikmati film-film dari A24. On The Rocks menjadi salah satu film A24 pertama yang saya ulas tahun ini dengan nama Sofia Coppola di kursi sutradara sehingga saya punya ekspektasi yang lumayan tinggi, meski pada akhirnya film ini sedikit mengecewakan.... Plot film ini sebetulnya mengusung tema rom-com atau romance comedy namun Sofia Coppola sepertinya sudah mengotak atik plotnya sehingga tidak sepenuhnya sebuah cerita romansa yang klise tapi lebih ke drama tentang hubungan ayah-anak serta penggambaran usaha seorang ibu dalam keluarga. Salah satu aspek yang saya suka di plotnya adalah bagaimana film ini bisa menyeimbangkan antara komedi, drama, serta kisah cintanya. Drama yang cukup kuat tentang relasi anak serta ayahnya yang buaya darat alias lirik sana lirik sini membuat fokus utamanya film ini yaitu tentang wanita berhasil disampaikan dengan baik, jauh dari kata SJW. Pendekatannya yang lebih santai dengan selingan komedi dari Bill Murray dalam melihat dunia seor...

REVIEW : Borat Subsequent Moviefilm (2020)

Borat kedua dengan sub judul Delivery of Prodigious Bribe to American Regime for Make Benefit Once Glorious Nation of Kazakhstan yang lebih panjang nyatanya malah kurang melanjutkan jati diri dan keunikan film sebelumnya dengan mockumentarynya. Film ini kok rasanya malah kurang "Borat" yah Sebagai sebuah sekuel sih film ini berhasil melanjutkan film Borat sebelumnya dengan cukup solid, melanjutkan ceritanya ketika Borat memalukan Kazakhstan (IRL juga sih ini wkwkwk) membuat dia kembali ke Amerika untuk menebusnya. Komedinya yang nyeleneh dan absurd masih disajikan di film ini dengan sentuhan satire yang lebih mengenai politik di Amerika, film ini memang diperuntukkan untuk rilis beberapa bulan sebelum Pemilu Presiden di US & A (yang sekarang lagi ramai juga). Bagi saya masalahnya di film ini ada pada eksekusinya, terlihat di beberapa bagian bahwa film ini tidak lagi sepenuhnya sebuah mockumentary melainkan hanya menjadi sebuah film komedi-drama klise saja. Padahal film pe...

REVIEW : Borat Cultural Learnings of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan (2006)

Borat ini gila sih, sudah lama saya tidak pernah ketawa sampai batuk-batuk akibat film dan Borat berhasil membuat saya lemes dari awal sampai akhir karena tertawa terbahak-bahak. Menariknya film ini tuh bukan hanya sekedar film komedi, tapi isiannya juga tetep ada dong. Plot film ini simple banget sih, premis dan cerita keseluruhannya itu bisa dibilang sudah klise dan pasaran banget, cuma kisah tentang orang "kampung" yang datang ke negara maju yang dalam film ini adalah US & A. Namun yang membuat film ini menjadi ikonik adalah eksekusinya atau cara bertuturnya, kapan lagi kalian lihat sebuah film komedi namun dalam bentuk mockumentary yang terlihat sangat serius. Saya maksud serius karena memang film ini bukan hanya sekedar ngelawak sana sini tapi Sacha Baron dengan cermat membuatnya menjadi sebuah satire tentang sosial dan politik negara US & A yang menggelitik. Seriusan deh untuk urusan komedi jangan ditanya lagi karena memang film ini ngakak banget, subjektif sih ...

REVIEW : Sabar Ini Ujian (2020)

Punya tagline sebagai film "time-loop" pertama dari Indonesia memang bukan hanya sekedar gimmick belaka kok, namun bukan berarti film satu ini menawarkan hal yang baru terkait premisnya tersebut. Buat yang sering nonton film kayak gini pasti bakal merasa basi dehhh Bahas soal plotnya bisa terbilang premis time-loop yang dibawa di film ini cukup dieksekusi dengan baik, meskipun terkesan ada seadanya saja tapi cukup menjadi aspek yang menarik di film ini. Masalahnya sih mungkin ada di ke-originalitasnya premis film ini. Mungkin yang pertama dari Indonesia tapi jika dilihat dari plot dan premisnya saja sudah terlihat bahwa film ini terkesan "basi", bahkan di tahun yang sama ada film yang sangat mirip (Palm Springs). Bersifat subjektif sih ini karena kalau kalian tergolong orang yang baru dengan premis seperti ini ya kalian bakal puas dan terhibur saja. Oke balik lagi soal ceritanya, durasi film yang cukup panjang membuat film ini banyak membawa isu dan tema seperti kom...

REVIEW : Noroi: The Curse (2005)

Sebuah film horror found footage dari Jepang yang berhasil menyajikan mitologi kuno yang menyeramkan dan juga realistis. Tipe film slow burn yang mungkin kurang cocok untuk orang  yang bukan penyabar, tapi bagi mereka yang kuat dijamin bakal merinding selama dua jam. Pertama-tama plot film ini sih patut diapresiasi, bukan hanya sekedar plot kentang mengingat filmnya yang found footage tapi cerita yang dibawa di film ini ternyata penuh dengan mitologi dan cult yang berhasil mengangkat cerita dan premisnya menjadi sangat menarik. Saya suka bagaimana padatnya cerita di film ini, bisa dibilang film ini seperti gabungan dari berbagai kejadian (kayak film antalogi gitu) yang lama kelamaan ketika dirangkai ternyata merupakan satu peristiwa atau sumber. Layaknya bermain puzzle, film ini menyuguhkan kepingan demi kepingan yang nantinya akan kita susun di akhir film. Jarang sih film horror found footage yang punya kualitas plot seperti ini. Memang imbasnya adalah film ini tidak sepenuhnya m...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.