Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

REVIEW : Inherent Vice (2014)

Hhuuuffttt.... setelah menghela napas sambil garuk-garuk kepala sebentar membuat saya berpikir bahwa Inherent Vice ini sebetulnya film kacau yang membingungkan, namun entah kenapa film ini di satu sisi juga lucu dan menghibur yang berhasil membuat saya suka dengan film ini Film ini adalah film kedua PTA yang mengadaptasi dari sebuah novel dan mungkin di sini letak kesalahan film ini.PTA rasanya ingin tetap sejati dengan sumbernya namun menambahkan elemen elemen dari scriptnya secara pribadi yang membuat plot film ini kacau nan membingungkan.Mungkin buat yang udah baca novelnya sih gakada masalah tapi bagi saya pribadi film ini bukan hanya kompleks tapi lebih ke kurang konsisten.Film ini berusaha keras memberikan feeling sebuah film detektif 70s,yah bisa dibilang seperti Boogie Nights tapi beda pendekatan.Paruh awal film ini saya masih bisa nikmati dengan aksi detektif nan kocaknya dalam mengungkap misteri namun lama kelamaan kian berbelit yang membuat saya kehilangan arah tentang apa y...

REVIEW : The Master (2012)

The Master adalah salah satu film PTA yang bagi saya memiliki tema paling kompleks dan diisi dengan berbagai interpretasi (multi-tafsir) sehingga hanya menontonnya sekali tidaklah cukup.Wajar jika film ini punya dua sisi yang saling berlawanan karena sejatinya film ini mengajak kita untuk berpikir dan memahaminya lebih dalam Sebagai perbandingan yang simple saja film ini modelnya sama seperti film I'm Thinking of Ending Things yang baru keluar di Netflix bulan Septermber ini.Soal plot secara keseluruhan sih simple kok,tentang seorang pria alkoholik kesepian yang selama masa hidupnya tidak tahu mau ngapain sehingga dia hanya bisa berganti-ganti "majikan".Film ini termasuk film character driven dan bisa dibilang juga study character layaknya TWBB.Saya pribadi mungkin baru paham 80% makna sesungguhnya yang ingin diberikan PTA lewat The Master tapi itulah letak keseruan dan briliantnya.Kalau ngomongin plot secara garis besar mah tidak ada yang ngejelimet atau membingungkan de...

REVIEW : Enola Holmes (2020)

Enola Holmes adalah film original Netflix ketiga yang rilis di bulan ini dan film ini memang sesuai kok dengan ekspektasi saya.Sebuah campuran atau kombinasi film Deadpool dan Sherlock Holmes yang penuh misteri dan teka-teki detektif nan asik dan juga menghibur. Plot yang dibawa mungkin bisa dibilang unik namun di satu sisi juga biasa aja.Unik karena film ini mengexplore karakter wanita dalam "dunia" Sherlock Holmes sesuatu yang belum pernah saya lihat dalam medium film.Memang sih di film ini masih ada Sherlock Holmes itu sendiri tapi film ini berfokus kepada karakter wanita,Enola Holmes yang membuat film ini punya premis menarik dan terbilang segar.Biasa saja karena yah jatuhnya ajdi seperti film film detektif atau film yang berisi karakter "Holmes" pada umumnya.Saya pribadi sekitar pertengahan film sudah bisa menebak alur film ini dan endingnnya juga tidak terlalu "wow" banget (subjektif sih ini).Saya pribadi kurang srek sama subplot di film ini yang han...

REVIEW : The Devill All The Time (2020)

The Devill All The Time adalah proyek ambisius lainnya dari Netflix yang dirilis pada tahun ini dengan kekuatan ensemble castnya yang luar biasa.Sayangnya premis dan cast yang menarik perhatian tidaklah cukup untuk membuat saya takjub dan menyukai film satu ini Plot film ini bisa dibilang padat dan multi-layer,film ini langsung mengingatkan saya dengan film Magnolia garapan PTA yang telah saya ulas sebelumnya.Sayangnya film ini terlihat susah payah dan 'try hard' untuk menggabungkan semua subplot dan ceritanya menjadi satu keutuhan plot yang bisa dinikmati namun juga tidak berantakan dengan tetap satu tema.Hal ini terlihat dari penggunaan narator di film yang harus menjelaskan tiap-tiap rinci ceritanya,berbeda dengan Magnolia yang membeberkan ceritanya secara mulus dan konsisten.Mungkin masalahnya ada di durasinya atau memang scriptnya yang kurang rapih,tapi yang pasti plot film ini biasa saja.Dilihat diatas kertas sih emang premisnya menarik dan salah satu film Netflix paling ...

REVIEW : Bucin / Whipped (2020)

Memang perlu keberanian dan kesabaran untuk menikmati film satu ini.Bucin membawa ekspektasi yang cukup tinggi karena ini debut pertama salah satu Youtuber favorit saya sebagai sutradara namun sayangnya film ini malah seperti ajang promosi para cast dan sutradaranya yang terlalu asik sampe lupa sedang membuat "film". Plot film ini memang sudah saya antisipasi sejak awal rilisnya karena scriptnya yang memang ditulis oleh Jovial langsung.Saya bukannya meremehkan tapi film sebelumnya yang ditulis oleh Jovial juga hanya sebatas konten Youtube saja dan plot film ini emang cocoknya buat jadi konten Youtube aja dengan durasi 20 menit paling lama.Plotnya yang amburadul dan hanya bisa mengambil refrensi dari film lainnya (ekhmm SAW,Targetnya Radit) pasti bakal membuat kalian jengkel sendiri karena tidak originalnya cerita film ini.Menyandang genre romance-drama saja rasanya tidak pantas karena dua elemen tadi benar benar tidak terasa sepanjang film.Hanya genre comedy saja yang pas unt...

REVIEW : There Will Be Blood (2007)

Perlu waktu 5 tahun setelah film sebelumnya supaya PTA bisa menghasilkan karyanya yang terbaik sampai saat ini.There Will Be Blood bukan hanya sekedar film drama-bisnis yang biasa namun berisikan nilai moral dan perang idealisme yang mendalam dan penuh konflik Plot film ini bisa dibilang flaweless atau hampir sempurna.PTA membuat ceritanya bukan hanya sekedar tentang bisnis minyak di awal 1900 tapi menyelipkannya tentang perang idealisme dan batin yang erat dengan masyarakat kita sekarang.Secara garis besar film ini adalah film study character yang berjalan dengan sangat mulus,memperlihatkan bagaimana ambisi dan kekayaan yang dapat membuat orang "buta".Yang menjadi aspek favorit saya adalah unsur keagamaan yang ditaruh secara halus di film ini.Memperlihatkan bagaimana agama dan bisnis atau politik terkadang saling bergesekan satu sama lain hingga di ending film ini dimana pada akhirnya agama memang bertolak belakang dengan hal hal duniawi dan tidak bisa diajak kerja sama.Plot...

REVIEW : Punch Drunk Love (2002)

Punch-Drunk Love merupakan debut pertama PTA dalam film drama-romansa dengan tetap memberikan trademarknya lewat premis yang unik dalam menggambarkan cinta tanpa embel-embel yang terlalu dramatis melainkan lebih ke interpretasi kita masing-masing Berbeda dengan film PTA sebelumnya sekarang filmnya terlihat ringkas dan simple,tidak terlalu kompleks mengingat durasinya yang juga sebentar dan memang film ini punya plot yang to the point.Kendati demikian PTA tetap menyuguhkan makna tersembunyi lewat beberapa adegan di filmnya supaya kita sendiri lebih bisa memaknai apa maksud film ini setelah credit roll berjalan.Filmnya mengajak kita melihat dari sudut pandang seorang introvert (mungkin),orang yang trauma dengan wanita akibat hubungan dalam keluarganya yang didominasi oleh wanita.Melihat bagaimana cinta datang tiba-tiba dan seiring waktu berjalan karakter Barry mulai terbuka untuk orang lain dan akhirnya bisa menjalin hubungan yang layak.Plotnya simple dengan sedikit twist di akhir supaya...

REVIEW : The Boys Season 1 (2019)

TV-Series ini menjadi angin segar untuk mereka yang bosan dengan template "superhero" yang generic dengan menghadirkan tontonan menarik lewat premisnya yang sudah jelas bukan hanya sekedar superhero komikal,tapi lebih ke pendekatan yang realistis. Saya sangat suka premis TV-Series ini,meski diangkat dari komik yang terbilang asing tapi Series ini tetap memberikan feel superhero yang mirip mirip seperti tontonan superhero kebanyakan namun tetap setia pada sumbernya.Ibaratnya seperti konflik yang ada di film BvS  : Dawn of Justice namun lebih sadis dan komedik.Melihat dunia dimana Superhero dipuja dan mereka yang hanya orang biasa cuma bisa iya iya saja terhadap kekuatan mereka menjadi daya tarik utama series ini,tragis juga melihat bagaimana Superhero dijadikan alat untuk berbisnis.The Boys ini menjadi simbol perlawanan yang meskipun terdengar klise  tapi  unsur pemerintah seperti militer ikut  dimasukkan ke series ini,nilai plus lagi meski kurang diexplore lebih dala...

REVIEW : Magnolia (1999)

Lagi-lagi PTA kembali membawakan sajian film yang menarik lewat Magnolia,sebuah tontonan penuh drama nan melankolis selama 3 jam yang diisi dengan berbagai karakter dan cerita yang secara menakjubkan berhasil dirangkai menjadi satu kesatuan yang utuh   Seperti yang saya bilang di awal kalau film ini bisa dibilang hanya serangkaian subplot yang dimana PTA rakit atau tempel satu satu menjadi sebuah plot yang utuh.Bisa dibilang saya takjub dengan bagaimana PTA mengeksekusi semua cerita yang ada di film ini menjadi satu keutuhan yang enjoyable.Tbh saya sempat skeptis dengan durasi dan sinopsisnya tapi ternyata saya salah besar,meski durasinya terbilang lama film ini bukan tergolong film slow paced tapi malah kebalikannya.Ada 5-6 cerita yang disatukan dalam film ini dan durasi 3 jamnya saja menurut saya ini kurang berhasil mengangkat semua plotnya.Meski First dan Second Actnya yang sudah dibawa dengan sangat cepat lewat serangkaian montage atau whip-pans yang saling menghubungkan para k...

REVIEW : Boogie Nights (1997)

Film ini bisa dibilang salah satu film dengan premis paling unik,berani,dan anti-mainstream yang pernah saya lihat.Mungkin hanya karena literasi film saya yang masih minim tapi baru pertama kali lohhh saya melihat film seabsurd namun berbobot macam ini.    Film ini semacam Once Upon a Time in Hollywoodnya QT namun di jaman yang berbeda dan industri yang beda.Film ini punya premis dunia "cinema" pada 70s-80s tapi bukan sembarang sinema,sinema yang di maksud disini adalah industri film dewasa atau porno.Bayangkan saja film ini menggambarkan bagaimana gilanya tahun 70-80an dimana narkoba,sex,dan film porno bebas.Tapi tenang saja film ini bukan hanya sekedar film yang penuh adegan intim atau mabok mabokan tapi film ini juga berbobot dengan ceritanya yang komedik namun dibawa serius lewat perjalanan bagaimana seorang pelayan miskin bisa menjadi bintang untuk acaranya sendiri.Film ini mengajarkan kita bagaimana menggunakan "keistimewaan" kita.Ada yang lihai dalam menjadi ...

REVIEW : I'm Thinking of Ending Things (2020)

Film ini mengingatkan saya dengan film Shirley yang sebelumnya telah saya ulas,poetic dan penuh makna tapi kurang asik dalam mengangkat premisnya.Mungkin kalian pikir ini film horror tapi nyatanya film ini lebih ke psychological thriller yang bakal nempel sama kalian sampai credit roll.    Seperti yang saya bilang di awal kalau film ini memang sangat puitis,Kaufman memang terkenal dengan filmnya yang metaforis dan membahas hubungan atau perasaan manusia.Film ini mungkin bakal terasa berat atau bahkan membosankan bagi beberapa orang tapi bagi saya film ini menarik dan menawarkan pengalaman menonton yang cukup memuaskan.Memang filmnya bakal membuat otak kalian terus berpikir dan bertanya-tanya soal apa yang sebenarnya terjadi di film tapi jika kalian fokus atau pernah baca bukunya pasti bakal mengerti kok.Kaufman juga menyediakan porsi thriller yang pas dan cukup creepy untuk membuat kita tetap segar saat menonton film ini.Paruh awal film memang sedikit lambat tapi Second Act da...

REVIEW : Hard Eight (1996)

Hard Eight membawa debut pertama Paul Thomas Anderson ke layar lebar dengan cukup baik meski premis yang dibawa terkesan generic tapi muatan ceritanya yang "unik" selalu menjadi daya tarik tersendiri untuk film PTA tak terkecuali film ini    Awal mulanya saya pikir film ini punya premis layaknya film Ocean Eleven atau film lainnya yang berkutat pada dunia perjudian namun nyatanya ketika filmnya berjalan,prepektif saya tentang film ini juga kian berubah.Bukan hanya sekedar film gambling biasa tapi PTA juga menyisipkan aspek drama yang humanis tentang hubungan ayah-anak.Figur "ayah" yang dibawa Sydney di film ini memanglah tidak sempurna apalagi melihat masa lalunya tapi Sydney selalu bertekad dan siap untuk menanggung segalanya bahkan hingga mengotori tangannya.Film ini lebih ke penebusan,pengampunan seorang bapak bapak yang setidaknya ingin melakukan suatu hal yang benar atau setidaknya menolong seseorang sepanjang hidupnya.Saya suka porsi crime-thriller yang tetap ...
Copyright © Cinegraphy. All rights reserved.